Saturday 3 December 2016
KMK Untan Akan Mengadakan Orkabina 2016
kmkuntan - Untuk menyambut keluarga baru, Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Tanjungpura (KMK Untan) akan mengadakan kegiatan Orientasi dan Pembinaan (Orkabina) untuk mahasiswa Katolik Untan angkatan 2016.
Kegiatan dengan tema "Kasih persaudaraan yang tulus iklas di dalam Tuhan (1 Petrus 1 : 22)" ini akan menghadirkan pemateri yang luar biasa, yakni Mgr. Agustinus Agus (Uskup Agung Pontianak), Jhon Itang (Kepala Inspektorat Kalbar), dan Anthony Dio Martin (Emotional Quality Management).
Acara tersebut akan dilaksanakan di Rumah Radakng pada tanggal 11 - 12 Desember 2016.
Orkabina merupakan kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan oleh KMK Untan dengan konsep yang berbeda, tujuannya agar mahasiswa Katolik lebih mengenal peran diri masing-masing dalam menjalankan tugas sebagai orang Katolik.
Selain itu, menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama manusia dan Tuhan. Tumbuh dan berkembang dalam iman Katolik.
Penulis : (HKI / Isa Oktaviani)
Friday 18 November 2016
Hadirilah Dies Natalis Kewaka ke-22 Tahun
kmkuntan - Usia semakin bertumbuh dalam Kristus Tuhan. Sebagai rasa syukur Kewaka FISIP Untan akan menyelenggarakan Dies Natalis ke-22 tahun.
Malam puncak kegiatan ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 19 November 2016 bertempat di Aula Rumah Dinas Ketua DPRD Kalimantan Barat.
Para tamu akan disuguhkan berbagai hiburan, seperti Solo, Akustik, Puisi, Vocal Grup, Musik Instrumen, Tradisional Dance, Gelora Kewaka, Rebung Grup, Eri and Geng, serta Artis KMB Kewaka.
Selain itu, akan ada juga coffee shop dan tea break.
Menariknya, dalam kegiatan ini akan ada bagi-bagi HADIAH sehingga pulang dari kegiatan dapat membawa hadiah.
Tema yang diangkat adalah "Melangkah menggapai tujuan bersama dengan semangat kekerabatan, yang erat dan satu cinta kasih dalam nama Yesus Kristus"
Agar tampak seragam, para tamu yang akan hadir memakai dresscode : Hitam, Putih, dan Merah.
Jangan lupa datang yaaa..
Ramaikan, bersatu dalam Kristus.
Penulis : Isa Oktaviani
Monday 3 October 2016
Kisah Martir Santo Longinus
Pada waktu itu tepat pada pukul dua belas siang, langit mulai gelap menyelimuti daerah itu sampai pukul tiga sore.
Ketika itu Yesus berseru dengan nyaring, "Eli, Eli, lama sabakhtani!" kemudian setelah Yesus menyerahkan nyawaNya, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas hingga bawah lalu terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat sehingga bukit-bukit batu terbelah dan kuburan-kuburan terbuka serta banyak ornag kudus yang telah meninggal jadi bangit.
Saat kejadian itu berlangsung, Maria Ibu Yesus, Yohanes, Maria Magdalena, dan prajurit-prajurit Roma menyaksian peristiwa itu. Mereka yang menyaksikannya menjadi takjub dan berkata "Sungguh, Ia ini anak Allah."
Karena Yesus telah wafat maka kakiNya tidak dipatahkan. Akhirnya seorang dari prajurit itu mengambil tombak dan menusuk lambung Yesus.
Dalam seketika, cipratan darah Yesus mengenai mata prajurit itu, mukjizat terjadi karena cipratan itu membuat penglihatan sang prajurit menjadi jelas kembali padahal sebelumnya penglihatannya sudah mulai menurun.
Dialah Santo Longinus
adalah prajurit Romawi yang menikam lambung Yesus dengan tombak saat
Yesus wafat dibukit Golgota. Nama lengkapnya adalah Gaius Cassius
Longinus. Ia adalah seorang perwira militer dan orang kepercayaan
Pontius Pilatus, wali negeri Yudea pada Jaman Yesus. Pilatus
mempercayakan kepadanya tugas mengawasi segala sesuatu yang terjadi dan
melaporkan kepadanya. Longinus seorang perwira militer Romawi sejati. Ia
setia pada atasan, dapat dipercaya dan siap sedia melaksanakan
tugasnya. Namun matanya yang juling membuat ia sering dijadikan bahan
olok-olokan oleh rekan-rekannya.
Longinus mungkin adalah komandan dari para prajurit yang melaksanakan Penyaliban Yesus.
Kitab Suci menulis :
Tradisi menambahkan bahwa Darah dan Air dari Tubuh Tuhan muncrat membasahi wajah dan sekujur tubuh Longinus. Matanya yang juling tersiram Darah Yesus dan seketika itu secara ajaib menjadi sembuh. Longinus lalu meloncat dari kudanya, dengan gemetar ia jatuh berlutut, memukuli dadanya, dan menyatakan rasa penyesalannya. Ketika beberapa saat kemudian gempa bumi mengguncang bukit Golgota; Longinus dengan penuh keyakinan bersaksi :
Setelah peristiwa ini Longinus bertobat. Perwira Romawi ini bersama dengan dua orang prajurit lain yang juga terlibat dalam proses penyaliban; meninggalkan ketentaraan dan bergabung dengan para rasul. Mereka dibabtis setelah Pentakosta dan menjadi saksi-saksi Kritus yang sangat terpercaya. Para rasul kemudian mentahbiskan Longinus menjadi seorang diakon dan ikut melayani dalam pewartaan iman.
Ada beberapa Tradisi yang berbeda tentang perjalanan Longinus selanjutnya.
Sebuah versi mengatakan bahwa Longinus mengikuti petunjuk para rasul dan pergi menyebarkan Injil sampai ke Capadocia – Asia Kecil (Sekarang wilayah Turki). Disini ia menjadi termashyur karena khotbah-khotbahnya dan ia mempertobatkan banyak orang menjadi Kristen. Karena imannya Ia kemudian ditangkap dan dipaksa murtad dengan cara mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi pagan Romawi. Ketika Longinus menolak memberikan persembahan, Gubernur Romawi memerintahkan agar gigi Longinus dirontokkan dan lidahnya dipotong, tetapi secara ajaib ia masih dapat terus berbicara membela iman. Ia bahkan merobohkan patung dewa-dewi kafir tersebut. Karena itu Longinus lalu dipenggal kepalanya. Keberanian dan ketulusan yang ditunjukkan Longinus membuat sang gubernur pun akhirnya bertobat dan dibabtis menjadi Kristen.
Tradisi lain mengatakan Longinus dan kedua temannya itu kembali ke tanah asal mereka di Italia. Di sana mereka giat mewartakan nama Kristus dan menyampaikan, sebagai seorang saksi mata, kisah Sengsara dan Kebangkitan Kristus. Ia mempertobatkan banyak orang sehingga membuat komunitas Yahudi disana menjadi geram. Atas hasutan orang-orang Yahudi, Longinus dan kedua sahabatnya ditangkap lalu dipenggal kepalanya di kota Mantua.
Tombak St.Longinus yang digunakannya untuk menikam Tuhan Yesus juga menurunkan legenda yang menarik untuk disimak. Beberapa versi Legenda tentang tombak ini sangat berbeda satu dengan yang lain, dan susah untuk ditelusuri kebenaran sejarahnya. Kisah - kisah yang berkembang tentang Tombak St.Longinus kadar historisnya sangat lemah karena itu hendaklah kita menerimanya sebagai MITOS belaka.
Legenda mengisahkan bahwa tombak yang telah tersiram Darah Juru Selamat kita tersebut menjadi rebutan bagi raja - raja Kristen dari masa ke masa karena dipercaya bahwa siapapun yang memiliki tombak ini akan menjadi seorang yang tidak terkalahkan. Tombak bersejarah itu disebut dengan berbagai nama; antara lain : Lancea Et Clavus Domini, The Holy Lance (German: Heilige Lanze), The Holy Spear, Spear of Destiny, Lance of Longinus, Spear of Longinus, Tombak Pembunuh Anak Manusia.
Mitos tentang para pemilik tombak ini berkembang simpang-siur mulai dari kaisar Romawi Kristen Pertama Konstantinus, Charlemagne, Fredrich Barbarosa, Napoleon, bahkan Hitler dan Jendral Patton dari USA. Di tahun 921 dikisahkan Raja Heinrich I bersedia menukar sebagian besar dari tanah kerajaannya hanya untuk mendapatkan tombak suci ini. Dijerman, berkembang ceritera bahwa Raja Charlemagne bisa memenangkan peperangan sampai 47 kali karena ia memegang tombak suci ini. Ia terbunuh pada saat berperang karena lupa membawa tombak suci ini bersamanya. Kaisar Fredrich Barbarosa juga dikatakan dapat sukses dalam berbagai kampanye militernya dan memenangkan banyak peperangan karena memiliki tombak suci ini.
Saat ini terdapat empat Relikwi Tombak yang sama-sama diklaim sebagai Tombak Santo Longinus.
Relikwi Tombak St.Longinus di Roma - Vatican
Relikwi Tombak St.Longinus di Vienna – Austria
Relikwi Tombak St.Longinus di Echmiadzin – Armenia
Relikwi Tombak St.Longinus di Antiokhia (Sekarang Antakya-Turki)
Asal – usul dan keaslian relikwi – relikwi tersebut sudah tidak bisa ditelusuri lagi. Relikwi
Tombak St.Longinus “versi” Roma kini disimpan di Basilika Santo Petrus tepat dibawah patung Santo Longinus. Namun sampai hari ini Vatican tidak pernah mengeluarkan klaim resmi bagi keaslian dari relikwi tersebut.
Kitab Suci menulis :
Maka datanglah
prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang
yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika
mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak
mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam
lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
(Yoh 19:32-34)
Tradisi menambahkan bahwa Darah dan Air dari Tubuh Tuhan muncrat membasahi wajah dan sekujur tubuh Longinus. Matanya yang juling tersiram Darah Yesus dan seketika itu secara ajaib menjadi sembuh. Longinus lalu meloncat dari kudanya, dengan gemetar ia jatuh berlutut, memukuli dadanya, dan menyatakan rasa penyesalannya. Ketika beberapa saat kemudian gempa bumi mengguncang bukit Golgota; Longinus dengan penuh keyakinan bersaksi :
........ "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Mat 27:54)
Setelah peristiwa ini Longinus bertobat. Perwira Romawi ini bersama dengan dua orang prajurit lain yang juga terlibat dalam proses penyaliban; meninggalkan ketentaraan dan bergabung dengan para rasul. Mereka dibabtis setelah Pentakosta dan menjadi saksi-saksi Kritus yang sangat terpercaya. Para rasul kemudian mentahbiskan Longinus menjadi seorang diakon dan ikut melayani dalam pewartaan iman.
Ada beberapa Tradisi yang berbeda tentang perjalanan Longinus selanjutnya.
Sebuah versi mengatakan bahwa Longinus mengikuti petunjuk para rasul dan pergi menyebarkan Injil sampai ke Capadocia – Asia Kecil (Sekarang wilayah Turki). Disini ia menjadi termashyur karena khotbah-khotbahnya dan ia mempertobatkan banyak orang menjadi Kristen. Karena imannya Ia kemudian ditangkap dan dipaksa murtad dengan cara mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi pagan Romawi. Ketika Longinus menolak memberikan persembahan, Gubernur Romawi memerintahkan agar gigi Longinus dirontokkan dan lidahnya dipotong, tetapi secara ajaib ia masih dapat terus berbicara membela iman. Ia bahkan merobohkan patung dewa-dewi kafir tersebut. Karena itu Longinus lalu dipenggal kepalanya. Keberanian dan ketulusan yang ditunjukkan Longinus membuat sang gubernur pun akhirnya bertobat dan dibabtis menjadi Kristen.
Tradisi lain mengatakan Longinus dan kedua temannya itu kembali ke tanah asal mereka di Italia. Di sana mereka giat mewartakan nama Kristus dan menyampaikan, sebagai seorang saksi mata, kisah Sengsara dan Kebangkitan Kristus. Ia mempertobatkan banyak orang sehingga membuat komunitas Yahudi disana menjadi geram. Atas hasutan orang-orang Yahudi, Longinus dan kedua sahabatnya ditangkap lalu dipenggal kepalanya di kota Mantua.
Tombak St.Longinus yang digunakannya untuk menikam Tuhan Yesus juga menurunkan legenda yang menarik untuk disimak. Beberapa versi Legenda tentang tombak ini sangat berbeda satu dengan yang lain, dan susah untuk ditelusuri kebenaran sejarahnya. Kisah - kisah yang berkembang tentang Tombak St.Longinus kadar historisnya sangat lemah karena itu hendaklah kita menerimanya sebagai MITOS belaka.
Legenda mengisahkan bahwa tombak yang telah tersiram Darah Juru Selamat kita tersebut menjadi rebutan bagi raja - raja Kristen dari masa ke masa karena dipercaya bahwa siapapun yang memiliki tombak ini akan menjadi seorang yang tidak terkalahkan. Tombak bersejarah itu disebut dengan berbagai nama; antara lain : Lancea Et Clavus Domini, The Holy Lance (German: Heilige Lanze), The Holy Spear, Spear of Destiny, Lance of Longinus, Spear of Longinus, Tombak Pembunuh Anak Manusia.
Mitos tentang para pemilik tombak ini berkembang simpang-siur mulai dari kaisar Romawi Kristen Pertama Konstantinus, Charlemagne, Fredrich Barbarosa, Napoleon, bahkan Hitler dan Jendral Patton dari USA. Di tahun 921 dikisahkan Raja Heinrich I bersedia menukar sebagian besar dari tanah kerajaannya hanya untuk mendapatkan tombak suci ini. Dijerman, berkembang ceritera bahwa Raja Charlemagne bisa memenangkan peperangan sampai 47 kali karena ia memegang tombak suci ini. Ia terbunuh pada saat berperang karena lupa membawa tombak suci ini bersamanya. Kaisar Fredrich Barbarosa juga dikatakan dapat sukses dalam berbagai kampanye militernya dan memenangkan banyak peperangan karena memiliki tombak suci ini.
Saat ini terdapat empat Relikwi Tombak yang sama-sama diklaim sebagai Tombak Santo Longinus.
Relikwi Tombak St.Longinus di Roma - Vatican
Relikwi Tombak St.Longinus di Vienna – Austria
Relikwi Tombak St.Longinus di Echmiadzin – Armenia
Relikwi Tombak St.Longinus di Antiokhia (Sekarang Antakya-Turki)
Asal – usul dan keaslian relikwi – relikwi tersebut sudah tidak bisa ditelusuri lagi. Relikwi
Tombak St.Longinus “versi” Roma kini disimpan di Basilika Santo Petrus tepat dibawah patung Santo Longinus. Namun sampai hari ini Vatican tidak pernah mengeluarkan klaim resmi bagi keaslian dari relikwi tersebut.
Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja
Tuesday 27 September 2016
Sejarah Gereja Katolik
Sedikit berbagi pengetahuan, berikut sejarah singkat Gereja Katolik di dunia. Mari baca dan pahami bersama.
Sejarah Gereja Katolik dimulai dengan ajaran-ajaran Yesus Kristus pada abad ke-1 M di provinsi Yudea Kekaisaran Romawi. Gereja Katolik kontemporer mengatakan bahwa dirinya adalah kelanjutan dari komunitas Kristen awal yang didirikan oleh Yesus. Para uskupnya adalah para penerus Rasul-Rasul Yesus, dan Uskup Roma—juga dikenal sebagai Paus—dipandang sebagai penerus tunggal Santo Petrus melalui penetapan oleh Yesus Kristus untuk menjadi kepala Gereja di Perjanjian Baru yang melakukan pelayanan di Roma. Pada akhir abad ke-2, para uskup mulai berhimpun dalam sinode-sinode regional untuk menyelesaikan berbagai isu kebijakan dan doktrin.
Pada akhir abad ke-3, Uskup Roma mulai bertindak sebagai suatu pengadilan banding untuk masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan uskup lainnya.
Kekristenan menyebar ke seluruh Kekaisaran Romawi awal, meskipun terjadi penganiayaan karena konflik dengan pagan yang menjadi agama resmi negara. Pada tahun 313, pergulatan Gereja perdana menjadi berkurang dengan disahkannya Kekristenan oleh Kaisar Konstantinus I. Pada tahun 380, di bawah Kaisar Theodosius I, Kekristenan menjadi agama negara Kekaisaran Romawi melalui Edik Tesalonika, yang mana bertahan hingga jatuhnya Kekaisaran Barat, dan kemudian dengan Kekaisaran Romawi Timur hingga Kejatuhan Konstantinopel. Menurut Eusebius, selama waktu ini (periode Tujuh Konsili Ekumenis) dianggap terdapat lima takhta utama (yurisdiksi dalam Gereja Katolik) atau Pentarki: Roma, Konstantinopel, Antiokhia, Yerusalem, dan Aleksandria.
Setelah kehancuran Kekaisaran Romawi Barat, Gereja di Barat merupakan salah satu faktor utama dalam pelestarian peradaban klasik, pendirian biara-biara, dan pengiriman para misionaris untuk mengkonversi orang-orang Eropa Utara, sampai sejauh Irlandia di utara. Di Timur, Kekaisaran Bizantium tetap melestarikan Ortodoksi setelah invasi besar Islam pada pertengahan abad ke-7. Invasi tersebut menghancurkan tiga dari kelima Patriarkat, awalnya merebut Yerusalem, kemudian Aleksandria, dan selanjutnya Antiokhia pada pertengahan abad ke-8.
Keseluruhan periode pada lima abad berikutnya didominasi oleh pergulatan antara Kekristenan dan Islam di seluruh Cekungan Mediterania. Pertempuran di Poitiers dan Toulouse melestarikan barat Katolik, walaupun Roma dirusak pada tahun 850 dan Konstantinopel mengalami pengepungan. Pada abad ke-11, ketegangan hubungan antara gereja di Timur yang utamanya berbahasa Yunani, dan gereja berbahasa Latin di Barat, berkembang menjadi Skisma Timur-Barat, sebagian karena konflik terkait Otoritas Kepausan.
Perang Salib Keempat, dan penjarahan Konstantinopel oleh para tentara salib yang membangkang memperlihatkan perpecahan akhir tersebut. Pada abad ke-16, sebagai tanggapan terhadap Reformasi Protestan, Gereja terlibat dalam suatu proses pembaharuan dan reformasi yang substansial yang dikenal sebagai Kontra Reformasi. Pada abad-abad berikutnya, Katolisisme menyebar luas di seluruh dunia kendati mengalami penurunan di Eropa karena bertumbuhnya Protestanisme dan juga karena skeptisisme agama selama dan setelah Abad Pencerahan. Konsili Vatikan II pada tahun 1970-an memperkenalkan perubahan yang paling signifikan atas praktik-praktik Katolik sejak Konsili Trente tiga abad sebelumnya.
Itulah sejarah singkat Gereja Katolik di dunia. Sampai ketemu di informasi berikutnya. Tuhan memberkati.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gereja_Katolik
KMK Untan Pilih Tribun Pontianak untuk Belajar Jurnalistik
kmkuntan – Untuk pengembangan
kemampuan pengurus, divisi Hubungan Komunikasi dan Informasi KMK Untan, mengadakan
pelatihan jurnalistik di kantor Tribun Pontianak, jalan sungai raya dalam No.
24 A. Sabtu (24/9/2016).
Menurut Isa Oktaviani, kepala divisi HKI KMK Untan periode
2016/2017 pelatihan jurnalistik ini dilakukan untuk memahami dasar-dasar
pembuatan buletin KMK Voice. “Karena selama ini buletin KMK Voice belum ada
dasar yang kuat dalam penulisan, dan selalu mengikuti tata cara dari tahun ke
tahun tanpa ada perubahan yang berarti,” ujarnya.
Ia menambahkan, dipilihnya Tribun Pontianak karena memang satu
diantara media besar di Kalimantan Barat. “Ini memang sengaja kita pilih karena
media mainstream yang besar di Kalbar,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini peserta pelatihan akan menjalani dua sesi,
yakni sesi teori dan sesi praktek langsung. Menurut Dodoy, reporter Tribun
Pontianak sekaligus pemateri dalam kegiatan ini, memang alangkah baik nya dalam
pelatihan jurnalistik harus memperdalam praktek. “Iman tanpa perbuatan adalah
kosong,” ujar Dodoy.
Rudy, satu diantara peserta pelatihan merasa sangat senang karena
ada hal baru yang diperoleh dan sangat bermanfaat. “Banyak ilmu baru, kite harus
bise berbicara dengan menulis,” ungkapnya.
Penulis : Billy Pranata / IMASIKA
Editor : Isa Oktaviani
Belajar Jurnalistik, Anggota KMK Untan Datangi Tribun Pontianak
kmkuntan – Untuk belajar jurnalistik, 11 orang anggota Santo Fransiskus
Xaverius Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Universitas Tanjungpura (Untan)
mengikuti pelatihan jurnalistik di Tribun Pontianak, jalan Sungai Raya Dalam, Sabtu(24/9).
Pelatihan ini dilaksanakan untuk
realisasi program kerja divisi Hubungan Komunikasi dan Informasi (HKI) dalam
pembuatan buletin tahunan “KMK Voice” untuk acara Orientasi Kegiatan
Pembinaan(Orkabina) pada bulan November mendatang.
Menurut Isa Oktaviani, kepada divisi
HKI pelatihan ini untuk belajar dasar jurnalistik. “Dalam melaksanakan tugasnya
tim pembuatan buletin tahunan KMK Voice mereka perlu mempelajari ilmu dasar
jurnalistik untuk mempermudah proses pembuatan buletin tersebut,” ujarnya.
Pelatihan jurnalistik ini disambut
baik dengan pemberian materi oleh Dodoy, satu diantara reporter Tribun
Pontianak. Pelatihan diakhiri dengan diskusi ringan.
Penulis : Monalisa Wendy
Editor : Isa Oktaviani
Sunday 25 September 2016
KMK Untan Belajar Jurnalistik di Tribun Pontianak
kmkuntan - Sebanyak 11 orang mahasiswa Katolik St. Fransiskus Xaverius Universitas
Tanjungpura hadir dalam pembekalan ilmu jurnalistik di kantor Tribun
Pontianak Jl. Sungai Raya Dalam No. 24 A, Kubu Raya pada Sabtu (
24/09/2016).
Kedatangan para mahasiswa ini di latarbelakangi oleh keinginan untuk
menempa ilmu jurnalistik guna mempersiapkan penerbitan buletin KMK Voice
pada November mendatang. "Kami ingin mengetahui bagaimana dasar-dasar dalam ilmu jurnalistik,
selain itu kami juga ingin tahu bagaimana mengembangkan ide-ide dalam
penulisan supaya tulisan itu lebih menarik," ungkap Kepala Divisi HKI
KMK Untan, Isa Oktaviani.
Pembekalan yang berlangsung selama 3 jam tersebut memberikan banyak
pengetahuan dan ilmu baru bagi para mahasiswa untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam berkarya di bidang jurnalistik. "Semoga kehadiran kawan-kawan di Tribun Pontianak dapat memberikan hasil
yang baik bagi penerbitan buletin KMK Voice nantinya, dan menambah
wawasan baru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menulis," ungkap
Ketua KMK Untan, Serimanus Tangkas.
Penulis : Marieta Elsa / IMKA-PIJAR
Komuni
Komuni ia lah berbagi bersama yang dapat juga diartikan sebagai tubuh Kristusyang
disantap oleh setiap orang yang percaya kepadaNya.
Setiap orang Katolik wajib menerima komuni kudus
artinya setiap kali kita menyambut tubuh Tuhan, maka kita pun hidup satu dengan
Tuhan. Seperti yang tertera dalam ayat Yohanes 6 : 53 - 58
"Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging
Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu
tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku , ia
mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku
adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku
dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku
hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh
Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti
yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini,
ia akan hidup selama-lamanya"
Dengan menyambut tubuh dan darah Kristus akan
memberikan kedamaian bagi jiwa dan raga manusia. Sehingga sangatlah penting
bagi kita untuk hadir dalam undangan perjamuan Tuhan.
Tuhan telah memberikan segalanya untuk kita,
sekarang giliran kita memberikan bagi Tuhan dari ketidaksempurnaan kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)